Masalah Penglihatan Anak yang Sering Terjadi di Indonesia

Fahma Ardiana

0 Comment

Link
Bengenai beberapa jenis masalah penglihatan anak yang sering ditemui pada anak-anak di Indonesia lengkap dengan gejala-gejalanya.
=

Masalah pengelihatan anak di zaman digital saat ini sudah tidak asing lagi. Mengingat mereka sudah sangat familiar dengan perangkat elektronik sejak usia muda.

Kegiatan seperti bermain permainan, menonton video, atau belajar melalui layar menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari mereka.

Meskipun teknologi memberikan banyak keuntungan, penggunaan perangkat yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mata anak.

 

Salah satu dampak tersebut adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya masalah penglihatan. Padahal, mata adalah aset penting yang harus dijaga.

Sebagai orang tua, sangat penting untuk memperhatikan kesehatan mata anak-anak sejak awal karena seringkali masalah penglihatan muncul tanpa gejala yang jelas.

Jika mata anak sudah minus namun tidak ingin menggunakan kacamata, maka ada salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan lasik.

 

Masalah Penglihatan Anak yang Sering Terjadi di Indonesia

Anak-anak mudah mengalami masalah penglihatan yang disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau kebiasaan seperti penggunaan gadget yang berlebihan.

Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa di Indonesia, terdapat 3,6 juta anak yang mengalami kelainan refraksi, dan angka ini dapat terus bertambah.

Diperkirakan sekitar 75 persen anak dengan kelainan refraksi belum menerima perawatan dengan kacamata.

Salah satu masalah pengelihatan anak yaitu mata juling yang ditandai dengan ketidakselarasan mata yang menyulitkan anak untuk fokus.
Salah satu masalah pengelihatan anak yaitu mata juling yang ditandai dengan ketidakselarasan mata yang menyulitkan anak untuk fokus.

Berikut adalah beberapa jenis masalah penglihatan yang sering ditemui pada anak-anak di Indonesia:

1. Kelainan Refraksi

Kelainan ini meliputi rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan astigmatisme. Anak yang mengalami kelainan refraksi biasanya mengalami kesulitan dalam membaca tulisan di papan atau melihat dengan jelas pada jarak tertentu.

2. Amblyopia (Mata Malas)

Masalah ini terjadi ketika salah satu mata tidak berkembang dengan baik, sehingga otak lebih sering memanfaatkan mata yang sehat.

Penanganan yang cepat sangat diperlukan untuk mencegah masalah permanen saat dewasa.

Baca Juga :  Buah untuk Ibu Hamil dan Calon Buah Hati Agar Selalu Sehat

 

3. Strabismus (Mata Juling)

Mata juling ditandai dengan ketidakselarasan mata yang menyulitkan anak untuk fokus. Jika tidak ditangani segera, strabismus dapat mengakibatkan amblyopia.

4. Katarak pada Anak

Katarak tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi juga dapat dialami anak-anak, terutama akibat infeksi selama kehamilan atau faktor genetik.

Di NTB, katarak merupakan penyebab utama kebutaan, meskipun lebih sering ditemukan pada orang dewasa.

 

5. Sindrom Mata Kering

Penggunaan gadget dalam waktu lama tanpa istirahat dapat menyebabkan mata menjadi kering, gatal, dan teriritasi.

Anak-anak yang sering memandangi layar dalam waktu lama tanpa berkedip berisiko mengalami masalah ini.

Mata anak-anak masih dalam proses perkembangan, terutama pada usia muda hingga 5-11 tahun. Pada fase ini, struktur mata dan kemampuan penglihatan terus berkembang, sehingga kesehatan mata anak sangat rentan terhadap gangguan.

 

Jika anak-anak sering menggunakan gadget tanpa memperhatikan jarak pandang, cahaya yang masuk ke mata tidak akan jatuh dengan tepat di retina.

Ini dapat menyebabkan elongasi aksial (penambahan panjang bola mata), yang bisa meningkatkan risiko mengalami kelainan refraksi seperti miopia.

Penggunaan gadget dalam waktu lama tanpa jeda dapat mempercepat risiko elongasi aksial ini, terutama jika anak bermain dalam jarak yang sangat dekat.

Akibatnya, keluhan tentang penglihatan yang buram pada jarak tertentu menjadi hal yang umum. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa memperburuk penglihatan anak saat mereka dewasa.

 

Gejala Masalah Penglihatan Anak yang Harus Diwaspadai

Sering kali, masalah penglihatan pada anak tidak terdeteksi hingga kondisinya menjadi cukup parah.

Anak-anak mungkin tidak menyadari atau tidak mampu menjelaskan masalah yang mereka alami. Sebagai orang tua, Anda perlu waspada terhadap beberapa gejala berikut:

Baca Juga :  Cara Tepat Keramas Supaya Rambut Lebih Berkilau dan Sehat

 

1. Sering Mengedipkan Mata

Anak yang mengalami kesulitan dalam melihat objek jauh atau dekat biasanya sering mengedipkan mata untuk membantu fokus.

Hal ini biasanya menunjukkan kelainan refraksi seperti miopia dan hipermetropia.

 

2. Posisi Kepala yang Tidak Biasa

Anak yang mengalami gangguan penglihatan, seperti astigmatisme, mungkin cenderung memiringkan kepalanya agar melihat dengan lebih jelas.

3. Mendekatkan Benda ke Wajah

Apabila anak sering memperhatikan layar gadget, buku, atau benda lainnya dari jarak yang sangat dekat, hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah penglihatan seperti miopia.

 

4. Menggosok Mata Secara Berlebihan

Mata yang cepat lelah atau terasa gatal sering menunjukkan gejala mata kering atau masalah lain. Kebiasaan menggosok mata dapat memperburuk keadaan tersebut.

5. Nyeri Kepala atau Mata Sering Lelah

Anak dengan kelainan refraksi sering merasakan sakit kepala setelah membaca atau melihat layar dalam durasi yang panjang. Ini disebabkan oleh kerja keras otot mata untuk fokus.

 

6. Kesulitan Membaca Teks di Papan Tulis atau Buku

Jika anak kerap mengeluh tidak dapat melihat tulisan di papan tulis atau merasa teks di buku tampak buram, ini adalah sinyal kuat adanya kelainan refraksi.

7. Kurang Minat pada Aktivitas Visual

Anak-anak yang sering menghindari kegiatan seperti membaca, menggambar, atau bermain permainan visual mungkin menghadapi masalah penglihatan yang menyebabkan ketidaknyamanan.

 

8. Mata Merah atau Mengeluarkan Air

Mata yang sering tampak merah atau berair bisa menunjukkan adanya iritasi akibat paparan cahaya biru dari gadget atau gangguan mata lain, seperti infeksi.

Masalah penglihatan pada anak dapat memengaruhi bukan hanya kesehatan fisik mereka, tetapi juga kemajuan akademik dan interaksi sosial.

Baca Juga :  Tips Membeli dan Mengonsumsi Obat Bebas Tanpa Resep Dokter Secara Aman

Deteksi awal melalui pemeriksaan mata yang rutin merupakan langkah kritis untuk mencegah komplikasi di masa depan.

Itulah dia mengenai beberapa jenis masalah penglihatan anak yang sering ditemui pada anak-anak di Indonesia lengkap dengan gejala-gejalanya. Semoga bermanfaat!

Share:

Related Post

Leave a Comment