Mitos Flu dan Pilek – Tidak menyenangkan ketika anak Anda terserang flu atau pilek.
Tidak ada orang tua yang ingin anaknya merasa tidak enak badan, terbangun berkali-kali di malam hari, atau absen sekolah.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak mitos beredar tentang bagaimana orang tua dapat membantu anak-anak mereka menghindari atau mengobati virus flu atau pilek.
Ada beberapa strategi yang didukung penelitian untuk mengurangi risiko anak Anda sakit dan membantu mereka merasa lebih baik lebih cepat.
Tetapi ada juga banyak kesalahpahaman. Misalnya, apakah Anda bisa sakit karena terpapar cuaca dingin? Tidak, paparan kumanlah yang membuat Anda sakit.
Bisakah Anda makan es krim saat pilek, atau apakah itu akan memperburuk gejala pilek? Ya, Anda bisa makan es krim, dan tidak, itu tidak akan membuat Anda merasa tidak enak badan.
Mitos Flu dan Pilek yang Harus Diketahui Orang Tua
Dengan bantuan para ahli, kami meluruskan 12 mitos umum tentang flu dan pilek serta membagikan cara-cara terbukti untuk membantu Anda dan keluarga tetap sehat sepanjang tahun.
1. Mitos: Anda Bisa Tertular Pilek Hanya Karena Kedinginan
Sebagian besar orang tahu bahwa hanya virus pilek yang menyebabkan pilek.
Namun banyak yang percaya bahwa keluar rumah tanpa berpakaian yang tepat (atau dengan rambut basah) di hari yang dingin akan memperburuk gejala virus pilek.
Ini tidak benar. Hal ini berasal dari pengamatan orang-orang bahwa lebih banyak orang sakit selama bulan-bulan yang lebih dingin, dan itu benar.
Alasan sebenarnya mengapa orang lebih sering sakit di musim dingin? Kedekatan.
Orang umumnya menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dan lebih sering berinteraksi dengan orang yang batuk dan bersin.
Jadi virus cenderung “menyebar” dan menyerang lebih banyak orang selama musim dingin.
Anda mungkin juga memperhatikan bahwa hidung anak Anda berair saat mereka bermain di luar di musim dingin.
Hal itu mungkin karena udara dingin dan kering dapat mengiritasi lapisan hidung, bukan karena mereka tertular virus.
2. Mitos: Jika Anda Tidak Demam, Anda Tidak Menular
Pilek sangat menular, baik Anda demam atau tidak. Gejala seperti batuk atau pilek mungkin muncul tanpa peningkatan suhu.
Dan terkadang demam muncul kemudian dalam suatu penyakit, tetapi virus dapat menyebar sebelum termometer mencatatnya.
Pilek paling menular dua hingga empat hari setelah timbulnya penyakit, tetapi orang dapat terus menyebarkan virus hingga dua minggu setelah gejala dimulai.
Orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar yang terkena pilek umumnya mengalami demam ringan atau tidak demam. Namun, anak-anak kecil sering mengalami demam selama pilek.
Flu juga menular, baik demam atau tidak demam.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sebagian besar orang dewasa yang sehat mungkin dapat menulari orang lain dari satu hari sebelum menunjukkan gejala dan selama lima hingga tujuh hari setelah itu.
Beberapa anak kecil dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin menular lebih dari seminggu.
3. Mitos: Menjauhi Orang Sakit Adalah Satu-satunya Cara untuk Tetap Sehat
Menjauhi orang sakit adalah salah satu cara untuk menghindari sakit, tetapi itu bukan jaminan. Lagipula, orang dapat menular tanpa menunjukkan gejala apa pun (lihat Mitos #2).
Para ahli menunjukkan vaksin flu sebagai tindakan pencegahan terbaik terhadap flu.
Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP), yang memberi nasihat kepada CDC tentang masalah vaksin, merekomendasikan agar semua orang berusia 6 bulan ke atas menerima vaksinasi flu tahunan.
Sayangnya, tidak ada vaksin yang membantu melindungi terhadap pilek.
Tetapi mencuci tangan secara teratur akan membantu Anda dan anak-anak Anda menghindari pilek dan juga flu.
4. Mitos: Jika Anda Terkena Flu, Anda Akan Kebal Setelah Itu
Ada banyak jenis virus flu yang beredar setiap tahun.
Meskipun Anda mungkin membangun kekebalan terhadap satu jenis virus flu selama beberapa bulan setelah terinfeksi, Anda tetap rentan tertular jenis virus flu lainnya.
Ada kemungkinan terkena flu dua kali dalam satu tahun.
Tidak hanya itu, terkena satu jenis flu tidak memberikan perlindungan terhadap pilek, COVID-19, atau virus penyebab pneumonia. (Fahma Ardiana)









Leave a Comment